يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

QS At -Taubah : 032

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai

Jumat, 05 Agustus 2011

Keyakinan keyakinan yang telah mengubah agama Kristen

Oleh : Mamduh Farhan Al-Buhairi

Sesungguhnya telah menjadi jelas bagi seluruh peneliti agama Kristen bahwa agama Kristen telah berubah dan menjadi agama bikinan setelah dulunya adalah agama ilahiyah samawiyyah. Agama Kristen aslinya adalah sebuah risalah dari risalah-risalah Ilahiyah, sebagaimana risalah Nuh dan Musa ‘alaihsshalatu wassalaam. Seluruh risalah ilahiyah telah bersepakat dalam masalah aqidah yang pokok bagi sebuah agama samawi, seperti beriman bahwa Allah adalah tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan; beriman kepada para malaikat, beriman kepada hari akhir; beriman pula kepada taqdir, baik dan buruknya; beriman dengan para Rasul dan para Nabi.
Tidak pernah disebutkan dalam seluruh sejarah dan sejak Nabi Adam ‘alaihis salaam hingga Nabi terakhir yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ada satu risalah ilahiyah menyelisihi keyakinan-keyakinan tersebut. Khilaf (perbedaan) antara risalah-risalah itu hanyalah berkaitan dengan macam peribadatan, perkara-perkara yang diharamkan, dan hal-hal mubah yang Allah Subhana wa Ta’ala telah mensyariatkannya kepada para Nabi-Nya alaihis salaam ajma’in dan memerintahkan mereka untuk menjelaskan kepada manusia yang menjadi umatnya.
Jadi, asal agama Kristen adalah risalah ilahiyah yang mengajak kepada iman bahwasannya Allah Jalla Dzikruhu itu Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Dia tidak beranak dan diperanakkan. Dikuatkan dengan adanya para Rasul dan Nabi milik Allah ‘Azza wa Jalla yang Allah ‘Azza wa Jalla telah memilih mereka dari sekian manusia guna menyampaikan nisalah-Nya kepada manusia agar tidak ada lagi alasan bagi manusia atas Allah ‘Azza wa Jalla setelah pengutusan para Rasul.
Lalu keyakinan-keyakinan apakah yang telah merubah agama Kristen hingga menjadikan pribadi al-Masih ‘alaihis salaam sebagai pribadi mitos yang mustahil bisa dipercaya?
1. Keyakinan orang Nasrani bahwa aI-Masih adalah PUTRA tunggal ALLAH.
Keyakinan ini tidaklah memiliki satu penguat pun dan ucapan al-Masih ‘alaihis salaam. Bahkan kita mendapatkan bahwa Taurat dan Injil penuh dengan perkara yang menentang dan berseberangan dengan keyakinan ini. Di mana disebutkan dalam Injil Yohanes:
19:6 Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: “Saliblahkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.”
19:7 Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menjadikan diri-Nya sebagai Anak Allah.”
Injil Matius mengeluarkan lnjilnya dengan menyebut nasab Yesus:
1:1. lnilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Maka nasab ini adalah sebuah dalil akan kemanusiaannya, bersebenangan dengan klaim ketuhanan yang ada padanya.
Dalil bahwa penyebutan Anak Allah bukanlah dimaksudkan sebagai Tuhan adalah penyebutan itu di kitab-kitab Kristen juga diperuntukkan bagi Nabi yang lain, bahkan umat-umat dan suku-suku lainpun diberi sifat ini, dan tidak hanya al-Masih ‘alaihis salaam saja. Lihat:
Keluaran: 4:22. Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
Mazmur:2:7.Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada han ini.
Tawarikh I: 22:9. Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dan segala musuhnya di sekeliling. Ia akan bernama Salomo; sejahtera dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya.
Tawarikh I: 22:10. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan dialahyang akan menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi Bapanya; Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya atas Israel sampai selama-lamanya.
Matius: 5:9. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Lukas: 3:38. anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.
Sebagaimana Injil Yohannes: 1:12. telah membawa kita kepada makna istilah Anak Allah yaitu bermakna orang yang beriman kepada Allah, dimana dikatakan di dalamnya: ”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;”
2. Keyakinan orang-orang Kristen bahwa al-Masih adalah Tuhan bersama Allah ‘, bahkan dia adalah oknum kedua dan TRINITAS menurut mereka.
Di saat kita membuka lembaran-lembaran Perjanjian Baru untuk melihat asas yang membangun keyakinan ini maka kita tidak akan menemukan satu ucapan atau pengakuan al-Masih ‘alaihis salaam akan keyakinan ini. Bahkan kita akan terkejut, bahwa di antara lipatan Perjanjian Baru ternyata mengandung nash-nash yang menolak keyakinan tersebut serta mengumumkan dengan jelas serta terang-terangan bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah Azza wa Jalla, dan bahwa al-Masih ‘alaihis salaam adalah hamba dan utusan-Nya, yang telah Dia utus untuk Bani Israil sebagai pembenar Taurat dan lnjil.
Nash-nash yang menguatkan hal itu adalah sebagai berikut:
AI-Masih ‘alaihis salaam berkata dalam Injil Barnabas (94:1): “Aku mengaku di hadapan surga, dan meminta kesaksian dan semua yang hidup di muka bumi, bahwa aku adalah seorang asing bagi semua orang yang telah berkata tentang aku, yakni, bahwa aku lebih daripada seorang manusia biasa. Karena aku, yang lahir dan seorang perempuan, takluk kepada
penghakiman Allah; yang hidup di sini seperti semua orang lainnya, sama-sama dapat mengalami pendenitaan yang sama’ (Rata-rata Kaum Kristen mengingkari Injil Barnabas).
Lukas dan Columbus pun menyaksikan kemanusiaan al-Masih ‘alaihis salaam keduanya berkata:
Seorang dan mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”Kata-Nya kepada mereka:”Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. (Lukas: 24:18,19).
Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita7 dan “Allah telah melawat umat-Nya’ Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. (Lukas 7:16,17).
Hal orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dan Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (Kisah Para Rasul 2:22).
Juga ucapan al-Masih ‘alaihis salaam:
lnilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes: 17:3).
3. Keyakinan bahwa sifat Ketuhanan menyatu dengan sifat kemanusiaan.
Di saat kita mempelajari pengajaran al-Masih, kita akan mendapatkan bahwa dia belum pernah mengisyaratkan hal ini sama sekali. Bahkan sebaliknya dia telah mengajarkan keyakinan keesaan yang murni dan segala noda kesyirikan. Dalil paling nyata dalam hal ini adalah ucapan al-Masih ‘alaihis salaam :
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: dengarlah, hai orang lsrael,Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (Markus: 12:28,29).
4. Keyakinan bahwa Allah terdiri dan 3 oknum yang dikenal dengan istilah TRINITAS.
Ini adalah sebuah keyakinan yang agama Kristen bersendirian di dalamnya di antara seluruh agama ilahiyah. Padahal orang yang memperhatikan dengan obyektif terhadap perkataan al-Masih ‘alaihis salaam pada poin ketiga di atas akan mendapati bahwa dia telah menjadikan asas (dasar) risalahnya adalah berdakwah (mengajak) kepada mengesakan Allah ‘Azza wa Jalla, membersihkan-Nya dan segala penyerupaan dengan makhluk-Nya, melepaskan kedudukan ketuhanan dan segala sesuatu selain Allah, serta merealisasikan kedudukan peribadatan hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla semata. Namun, sekalipun demikian, orang-orang Kristen yang telah berubah agamanya mengeklaim bahwa Allah Subhana wa Ta’ala memiliki tiga oknum yang sejajar; Bapak (Tuhan pertama), Anak (Tuhan kedua), dan Roh Kudus (Tuhan ketiga).
5. Keyakinan Kristen bahwa al-Masih telah disalib dengan perintah Pilatos, dan wafat di tiang salib.
Keyakinan ini disebutkan dalam al-Kitab:
“Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mali, kemudian kau gantung dia pada sebuah tiang, maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada han itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.” (Ulangan: 21:22,23).
Maka perhatikanlah bagaimana Tuhan Nasrani itu terlaknat berdasarkan nash(dalil-dalil) dari kitab-kitab mereka sendiri. Akan tetapi mereka menyelisihi diri-diri mereka sendiri dalam sumber- sumber lain; seperti:
Lukas (4:29,30) : “Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia
tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dan tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dan tengah-tengah mereka, lalu pergi”.
Yaitu bahwasannya Allah Jalla Dzikruhu melindungi al-Masih ‘alaihis salaam serta menjaganya dan tipu daya dan makar orang Yahudi, hingga mereka tidak bisa menyalibnya.
Yohanes (8:59) : Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Yohanes (10:39) : Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dan tangan mereka.
Ini adalah nash-nash —selain itu masih banyak- yang menguatkan bahwa Allah Subhana wa Ta’ala melindungi al-Masih ‘alaihis salaam dari tipu daya dan makar orang Yahudi.
Terdapat juga nash- nash yang menetapkan bahwa Yahudi belum tahu pasti rupa al-Masih ‘alaihis salaam hingga mereka mengupah orang yang menunjukkan kepada mereka terhadap al-Masih ‘alaihis salaam (Yaitu Judas Iscariott), dan mereka memberinya upah atas hal itu. Lihat ayat berikut :
Matius (27:3,4) : Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah’ Tetapi jawab meneka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!”
Sebagaimana al-Masih ‘alaihis salaam sendiri telah membenitakan bahwa semua orang akan ragu-ragu tentang berita pada malam terjadinya kejadian itu, dia berkata dalam al-Kitab:
And Jesus saith unto them, All ye shall be offended because of me this night: for it is written, I will smite the shepherd, and the sheep shall be scattered. (Mark:14:27).
Artinya : Dan berkatalah Yesus kepada mereka, ‘Sesungguhnya Kalian semua akan ragu-ragu tentang Aku pada malam ini. Dikarenakan telah tertulis bahwa Aku akan memukul para penggembala lalu bercerai-berailah domba-domba.’(Markus: 14:27).
Perlu diketahui bahwa terjemahan Injil dengan bahasa Indonesia untuk teks ini menyelesihi yang berbahasa Inggris, dimana disebutkan di dalam terjemahan resmi:
Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gernbala dan domba-domba tu akan tercerai-berai. (Markus: 14:27).
Dan dalam terjemahan bahasa sehari-hari:
Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Kamu semua akan Ian meninggalkan Aku. Sebab dalam Al-kitab tertulis, ‘Allah akan rnembunuh gembalanya, dan kawanan dombanya akan tercerai-berai.’ (Markus:14:27).
Sementara disebutkan dalam Kisah Para Rasul (1:11): ‘...Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu...’
Jadi sumber-sumber itu berselisih dalam penetapan hakikat penyaliban, dan seorang yang meneliti lagi obyektif akan mengeluarkan hasil berikut ini:
• Bahwa orang yang digantung di atas kayu salib adalah orang yang dilaknat.
• Bahwa Allah melindungi dan menjaga al-Masih dan salib.
• Al-Masih telah mengabarkan bahwa semuanya akan ragu-ragu tentang urusannya pada malam.
• Bahwasanya Allah mengangkatnya ke langit.
Di sini berhak bagi kami untuk bertanya, ‘Mengapa salib menjadi barang suci di dalam agama Kristen? Padahal dia adalah penyebab musibah al-Masih ‘alaihis salaam sebagaimana kalian yakini? Bukankah telah dilaknat orang yang tergantung padanya? Bukankah itu adalah alat kejahatan dan kenangannya?! Kemudian,jika al-Masih tidak disalib menurut riwayat kalian yang lain, lalu mengapa salib menjadi sesuatu yang diberikan perhatian besar oleh orang-orang Kristen?!
Jika Anda sekalian terus mengakui bahwa dia mati terbunuh di atas tiang salib, maka kami ingin Anda sekalian menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.Siapa yang memegang langit dan bumi saat Tuhan dan Penciptanya tenikat di Salib?
b.Bagaimana bisa digambarkan keberadaan segala yang ada ini selama tiga hari tanpa ada
Tuhan yang mengurus dan menjaga kestabilannya?
c.Lalu siapa yang menghidupkan, atau mematikan, dan memberi rizqi kala itu?
d.Bagaimana keberadaan segala yang ada ini saat Tuhannya terada di dalam kuburnya?
e.Siapakahyang mematikan-Nya,dan siapa pula yang menganugerahkan kehidupan kepada-Nya?
6. Keyakinan Kristen bahwa al-Masih ‘alaihis salaam mati tersalib sebagai tebusan, dan penghapus kesalahan yang diwariskan.
Aqidah ini, betapapun perselisihannya terhadap akal dan logika, maka dia juga menyelisihi kaidah pokok, serta nash-nash pokok dalam al-Kitab. Di antara kaidah-kaidah itu adalah:
• Bapak tidak akan dibunuh sebagai ganti anak-anak.
• Bahwa setiap orang mati dengan dosanya.
• Bahwa orang yang berbuat salah, dialah yang akan mati.
• Bahwa Allah menerima taubatnya orang-orang yang bertaubat.
7.Wajibnya Perjamuan Tuhan.
Tatkala Matius dan Markus, masing-masingnya menyebutkan kisah Jamuan Tuhan, keduanya tidak menyebutkan bahwa hal itu dengan perintah al-Masih yang menjadikan perbuatan itu sebagai ibadah dan ritual yang dilakukan terus menerus. Akan tetapi Paulus, tatkala dia hendak menjadikan ibadah ini sebagai tabiat terus menerus, dia tambahkan pada kisah tersebut kalimat berikut:”. . . perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku’ (Korintus 11:24) (AR)*
Rujukan al-Kitab:
- Bahasa Indonesia dan lnggris: Program al-Kitab 2.70 oleh JF. Kasenda, dengan rujukan situs Yayasan Sabda di http:// www.sabda.org. Yang seluruh teks Alkitab tersebut adalah hak cipta Lembaga Alkitab Indonesia LAI.
- Bahasa Arab: http://www.stmaryelgolf/. corn/readings.


Untuk keperluan Dakwah Islam dan
Penyebarluasan ajaran Al-Qur'an dan As-sunnah
Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman  
Costa Rika Muallaf Comunity,
Centro Islamico, Dasamprados Casa 7-16, San Jose
# 5106-272-878 (costa rika) melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A]
KCP KREKOT
NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*

*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia
Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda
kami ucapkan ribuan terima kasih,
INSYA ALLOH amanah menyalurkan kepada yang berhak,
Hanya ALLOH SWT yang dapat membalas segala amal ibadah
dan ketulusan hati saudara sekalian.

Wassalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh.
Jazaakumullahu khoiron