يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

QS At -Taubah : 032

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai

Minggu, 19 Juni 2011

AMALAN DOA KILAT MUSTAJAB


Bangun di tengah malam, ambil wudhu, kemudian lakukan sholat sunnah 2 roka’at di dalam sholat sehabis membaca Al Fatehah boleh membaca surat/ayat yang dihapal atau bisa juga membaca ayat ini : “Amman yujiibu mudhthorro idzaa da’aahu wa yaksyifusy syuuk, wa yaj’alakum khulafaa-al ardhi a ilaahum ma’allooh, qoliilan maa tadzakkaruun”. dan atau ayat berikut : “wa dzan nuuni idz dzahaba mughodhiban fadhonna an lan naqdiro’alaihi fa naa daa fidh dhulumaati an laa ilaaha illaa Anta subahaanaKa innii kuntu minadh dhoolimiin fastajabnaa lahuu wa najjainaahu minal ghommi wa kadzalika nunjil mukminiin”,

Sehabis sholat tadi:

wirid Yaa Huw ALLOH 1511 x


(didalam hati/pikiran berdoa apa hajatnya/niatnya/doanya dan atau berdoa lagi dengan bahasa masing-masing setelah wiridnya mencapai 1500 x )

kemudian baca pujian :

“la ilaaha illaloh walloohu akbar subhaanalohi wa bihamdihi astaghfirulloh, la haula wa la quwwata illa billaah, Huwal Awwalu wal aakhiru wadh dhoohiru wal baathinu bi yadihil khoir yuhyii wa yumiitu wa Huwa ‘ala kulli syai-ing qodiir”.

Kemudian beristighotsah :

-pendek :
Ya Hayyu Ya Qoyyum bi rohmatiKa astaghiits”3x.

-panjang : 
“Allohumma (Ya Waduud 3x), ya dzal ‘arsyil majiid, ya mubdi-u ya mu’iid, ya fa’aalu limaa yuriid,
As-aluKa bi nuuri waj hiKal ladzii mala-a arkaana ‘arsyiKa, wa bi qudrotiKal latii qoddarta bihaa
‘alaa jamii’i kholqiKa wa birohmatiKal latii wasi’at kulla syai-in laa ilaaha illaa Anta bi
rohmatiKa astaghiits Yaa ghoyyaatsal mustaghiitsiina, (Aghitsnii 3x)”.

By, kevin sancang

Untuk keperluan Dakwh Islam dan Penyebarluasan ajaran Al-Qur'an dan As-sunnah
Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A] 
KCP KREKOT BUNDER
NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*
*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia

Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda kami ucapkan ribuan terima kasih, Hanya ALLOH SWT dapat membalas segala amal ibadah dan ketulusan hati saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum wr wbr. Jazaakumullahu khoiron katsiron

Selengkapnya...

Ayat-ayat Porno (cabul)


1 Yehezkiel 23: 1-21, ayat-ayat jorok tentang seksual.
Diceritakan di dalamnya penyimpangan seksual yang sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis bila dibaca oleh anak-anak di bawah umur. Ada kalimat-kalimat yang sangat cabul dengan menyebut buah dada, buah zakar, menjamah-jamah, memegang-megang, birahi, dan lain-lain.

2. Yehezkiel 16: 22-38, ayat porno yang bugil-bugil.
“….Waktu engkau telanjang bugil sambil menendang nendang dengan kakimu …. (ay.22). “…dan menjual kecantikanmu menjadi kekejian dengan meregangkan kedua pahamu bagi setiap orang yang lewat, sehingga persundalanmu bertambah-tambah” (ay.25.”Engkau bersundal dengan orang Mesir, tetanggamu, si aurat besar itu…..”(ay.26). “engkau bersundal juga dengan orang Asyur, oleh karena engkau belum merasa puas ya, engkau bersundal dengan mereka, tetapi masih belum puas” (ay.28). “Betapa besar hawa nafsumu itu, demikianlah firman Tuhan ALLAH” (ay. 30). “….engkau yang memberi hadiah 1 umpan kepada semua yang mecintai engkau sebagai bujukan, supaya mereka dari sekitarmu datang kepadamu untuk bersundal” (ay. 33). Aku akan menyingkap auratmu di hadapan mereka, sehingga mereka melihatseluruh kemaluanmu: (ay.37).

3. Ulangan 23: 1-2, Tuhan menyebut “Buah Pelir”.

4. Hosa 3: 1, nabi Hosea disuruh Tuhan untuk mencintai perempuan yang suka bersundal (pelacur) dan berzinah. 
Jika benar bahwa Tuhan pernah menyuruh nabi-Nya untuk mencintai pelacur, semua laki-laki akan rebutan menjadi nabi. Dan, semua wanita akan rebutan untuk menjadi pelacur, supaya dicintai oleh nabi Allah.

5. Kidung agung 4:1-7, puisi rayuan yang memuji kecantikan dengan menyebut buah dada dan susu.

6. Kejadian 38:8-9, kisah asal-usul onani (masturbasi) oleh leluhur Yesus.

7. Kidung Agung 7:6-13. Puisi Kenikmatan Cinta yang memuji kecantikan dan cinta yang memakai kata-kata seksual, yakni keindahan buah dada dan keinginan untuk memegang-megang buah dada. 
“Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dada gugusannya. Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan gugusannya.Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur.

Untuk keperluan Dakwh Islam dan Penyebarluasan ajaran Al-Qur'an dan As-sunnah
Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A] 
KCP KREKOT BUNDER
NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*
*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia

Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda kami ucapkan ribuan terima kasih, Hanya ALLOH SWT dapat membalas segala amal ibadah dan ketulusan hati saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum wr wbr. Jazaakumullahu khoiron katsiron
Selengkapnya...

Anakku...


Nak, jauh sebelum kau hadir dalam kehidupan ayah dan ibu, kami senantiasa bermohon kepada Allah Swt agar dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholihah, yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, rajin beribadah dan belajar, serta dapat menjadi penerus dakwah Ilallaah.

Banyak rencana yang kami rancang, agar kelak bila kau hadir, kami sudah siap menjadi orang tua yang baik dan mampu mendidikmu dengan didikan yang sesuai dengan dinnul Islam, tuntunan kita seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah Saw kepada kita.
Ayah dan Ibu ingin, kelak bila Allah mengamanahkan kepada kami seorang putri, maka dia akan berakhlaq seperti akhlaqnya Fatimah putri Rasulullah, dan bila Allah mengamanahkan seorang putra, maka dia akan seperti Ali.

Setelah tanda kehadiranmu mulai tampak, Ibu sering mual, muntah-muntah, sakit kepala dan sering mau pingsan, Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya, kami menjagamu sepenuh hati, serta senantiasa berharap, kelak kau lahir sebagai anak yang sehat, sempurna dan menyenangkan.

Sejak dalam rahim, kami mencoba menanamkan kalimat-kalimat tauhid kepadamu dan berupaya mengenalkanmu kepada Sang Pencipta, dengan bacaan ayat-ayat suci-Nya, dengan senandung-senandung shalawat Nabi, dengan nasyid-nasyid yang membangkitkan semangat da’wah dan rasa keimanan kepada Allah yang Esa.

Saat kau akan lahir, Ibu merasakan sakit yang amat sangat, seolah berada antara hidup dan mati, namun Ibu tidak mengeluh dan putus asa, karena bayangan kehadiranmu lebih Ibu rindukan dibanding dengan rasa sakit yang Ibu rasakan. Ibu tak henti-hentinya berdo’ a, memohon ampunan dan kekuatan kepada Allah. Ayahpun tidak tidur beberapa malam untuk memastikan kehadiranmu, menemani dan menguatkan Ibu, agar sanggup melahirkanmu dengan sempurna. Bacaan dzikir dan istighfar, mengiringi kelahiranmu.

Begitu kau lahir, sungguh rasa sakit yang amat sangat sudah terlupakan begitu saja. Setelah tangismu terdengar, seolah kebahagiaan hari itu hanya milik Ibu dan Ayah. Air mata yang tadinya hampir tak henti mengalir karena menahan sakit, berganti menjadi senyum bahagia menyambut kelahiranmu. Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah Swt, kemudian Ayah melantunkan bacaan adzan dan iqomat ditelingamu, agar kalimat yang pertama kali kau dengar adalah kalimat Tauhid yang harus kau yakini dan kau taati selama hidupmu.

Saat pertama kali kau isap air susu Ibu, Ibu merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara. Ibu ingin memberikan semuanya kepadamu, agar kau segera tumbuh besar dan sehat. Ibu berupaya supaya ASI ini dapat mencukupi kebutuhanmu. Ibu berupaya untuk selalu dekat denganmu, dan selalu mengajakmu kemanapun Ibu pergi, supaya kapanpun kau lapar, Ibu selalu siaga memberikan air surgawi karunia Ilahi itu kepadamu.

Ibu berusaha untuk selalu siap siaga menjagamu, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Saat malam sedang tidur lelap, Ibu akan terjaga bila kau tiba-tiba menangis karena popokmu basah atau karena kau lapar. Saat sedang makan dan kau buang air besar, Ibu dengan rela menghentikan makan dan mengganti popokmu dulu. Dan semuanya, Ibu lakukan dengan senang hati, tanpa rasa risih dan jijik.

Sejak kau masih dalam ayunan, Ibu senantiasa membacakan do'a dalam setiap kegiatan yang akan kau lakukan. Ibu bacakan do'a mau makan ketika kau hendak makan, do’a mau tidur ketika kau mau tidur, dan do’a apa saja yang harus kau tahu dan kau amalkan dalam kehidupan keseharianmu. Ibu bacakan selalu ayat kursi dan surat-surat pendek satu persatu setiap malam, dikala mengantarmu tidur, ayat-per ayat dan Ibu ulang berkali-kali hingga kau sanggup mengingatnya dengan baik, dengan harapan kau besar nanti menjadi penghafal Al Qu’ran.
Ketika kau sudah mampu berbicara, subhanallah, tanpa kami duga, kau telah hafal berbagai macam do’a dan beberapa surat pendek. Ibu bersyukur dan bangga kepadamu. Muncul harapan dalam hati ini, kelak kau tumbuh menjadi anak yang pintar dan rajin belajar.

Tatkala kau mulai belajar sholat, dan usai sholat kau lantunkan do’a untuk orang tua, walau dengan bacaan yang masih belum sempurna, bercucur air mata ibu karena kau telah mampu melafalkan do’a itu. Timbul harapan dihati yang paling dalam, kelak hingga ketika Ibu dan Ayah tiada, kau tetap melantunkan do’a itu, karena do’amu akan memberikan kepada Ibu dan Ayah pahala yang tak henti-hentinya di yaumil-akhir.

Kaulah asset masa depan bagi umi dan abi. Kau akan mampu menolong umi dan abi di yaumil-akhir nanti, bila kau menjadi anak yang sholihah.
Nak, kehadiranmupun memberikan kepada Ibu dan Ayah pelajaran yang sangat berharga,kau mengingatkan kami tatkala masih sepertimu.Mengingatkan dengan lebih kuat lagi, betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh kakek nenekmu kepada kami, hingga Ibu dan Ayah tumbuh dewasa dan bahkan sampai menjadi orang tua seperti mereka.

Ibu dan Ayah sangat menyayangimu, karena kami ingin kaupun menjadi anak yang penyayang terhadap sesama. Kami hampir selalu menyertakan kata sayang dibelakang namamu saat memanggilmu, supaya hatimu senang dan gembira bersama Ibu dan Ayahi.

Saat kau memasuki usia sekolah, Kami carikan sekolah yang baik untukmu. Sekolah yang memiliki visi pendidikan seperti yang Ibu dan Ayah inginkan. Alhamdulillaah, saat kau mulai sekolah, telah banyak berdiri sekolah-sekolah Islam Terpadu, sehingga kami tidak kesulitan mencarikan sekolah untukmu. Ayah mengantarmu ke sekolah setiap pagi dan Ibu mendampingimu selalu hingga kau berani ditinggal di sekolah sendiri.

Keperluan sekolahmu selalu kami upayakan, walau kadang harus dengan susah payah, agar kau bisa memperoleh pendidikan yang baik dan layak untuk kehidupanmu dimasa yang akan datang. Kami senantiasa berupaya membimbingmu untuk dapat melakukan segala sesuatu, agar saat besar nanti kau mampu melayani dirimu sendiri.

Bila Ibu dan Ayah tidak mau melayanimu untuk hal-hal yang sudah dapat kau lakukan sendiri, itu bukan berarti kami tidak menyayangimu, tapi justru sebaliknya. Karena Ibu dan Ayah sayang sekali padamu, kau tidak boleh terlalu dimanjakan, hingga saat kau besar nanti, kau jadi anak yang mandiri dan serba bisa.

Maafkan Ibu dan Ayah bila sekali waktu (atau bahkan sering) memarahimu ketika kau membuat kesalahan yang berulang-ulang. Sungguh, sebenarnya Ibu dan Ayah tak ingin memarahimu, namun kamipun sadar bahwa kau harus tahu dan harus dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, agar saat kau dewasa dan telah bergaul dengan masyarakat umum nanti, kau bisa memilih untuk selalu melakukan yang haq dan meninggalkan yang bathil. Semoga kau tidak salah sangka.

Maafkan pula bila Ibu dan Ayah selalu membatasi tontonan dan bacaanmu, karena dewasa ini sangat banyak media yang dapat merusak pendidikan yang sudah kami terapkan kepadamu. Itu semua kami lakukan, agar kau terpelihara dari hal-hal negatif yang akan mendangkalkan akhlaq dan perilakumu. Ibu dan Ayah ingin, kau menjadi anak yang faqih dalam hal agama, menjadi generasi Qur’ani, dan menjadi penerus dakwah Ilallaah.

Inilah harapan Ibu dan Ayah kepadamu, sangat banyak dan sangat ideal. Oleh karenanya, kami senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah Yang Esa, yang Berkuasa dan Maha Agung, agar tidak salah langkah dalam mendidikmu. 
 
Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A] NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*
*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia

Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda kami ucapkan ribuan terima kasih, Hanya ALLOH SWT dapat membalas segala amal ibadah dan ketulusan hati saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum wr wbr. Jazaakumullahu khoiron katsiron
Selengkapnya...

Jumat, 17 Juni 2011

Nubuat akan datangnya seorang nabi akhir setelah Yesus


Dalam Alkitab masih dapat ditemukan nubuat-nubuat para nabi yang memberikan sinyalemen akan datangnya seorang nabi terakhir yang menutup keberadaan para nabi sebelumnya. Keberadaan nabi terakhir yang pamungkas ini sangat penting artinya untuk kesempurnaan ajaran Tuhan kepada manusia di muka bumi.

Namun, nubuat itu disampaikan dalam bentuk sandi-sandi bahasa yang dapat dipahami dengan penafsiran yang membutuhkan pemikiran akal yang tinggi.
Ayat-ayat yang dimaksud adalah :
1. Ulangan 18:18-20, tentang nabi diluar bani Israel dengan ciri-ciri: nabi seperti musa, tidak mati terbunuh dan semua perkatannya terjadi.
2. Habakuk 3:3 jo. Ulangan 33;1-3, tentang nabi yang berhasil menegakkan syariat agama di tanah Arab.
3. Yesaya 29:12, nabi yang tidak bisa membaca.
4. Yesaya 41:1-4, nabi yang bisa perang, punya keturunan dan sudah lama ditunggu-tunggu oleh bangsa yang tertindas sebagai pembebas dan penyelamat dari penindasan kaum yang zalim.
5. Yesaya 42:1-4, nabi yang menegakkan hukum kepada bangsa-bangsa lain dan tidak pernah berteriak dengan suara nyaring.
6. Yeremia 28:9, tentang nabi yang membawa damai.
7. Kejadian 49: 1, 10 dan Matius 21: 42-43, nabi tersebut keturunan nabi Ismail.
8. Yohanes 1: 19-25, datangnya setelah zaman Yahya dan Yesus.
9. Yohanes 16:7-1 5, nabi yang mendapat julukan “Penolong yang lain” dengan ciri-ciri: manusia biasa, memiliki gelar ‘penghibur’ dan ‘al-amin/orang benar jujur terpercaya’, tidak berkata-kata dari dirinya sendiri dan memuliakan nabi Isa dengan alaihisalam.
10. Dan lain-lain.

Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A] NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*
*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia

Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda kami ucapkan ribuan terima kasih, Hanya ALLOH SWT dapat membalas segala amal ibadah dan ketulusan hati saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum wr wbr. Jazaakumullahu khoiron katsiron
Selengkapnya...

Yenni Farida, Peristiwa Adzan "Ghaib" di Pesawat


Kalau mengingat kembali saat pertama saya merasa terpanggil untuk menjadi seorang muslimah, rasanya tidak mampu saya menahan perasaan kagum dan takjub saya pada Ilahi Rabbi, Sang Pencipta Yang Maha Agung. Betapa tidak, peristiwa terdengarnya suara adzan di telinga saya saat berada di dalam pesawat dengan ketinggian 300-3000 kaki (feet), adalah sesuatu yang alau dipikirkan secara logika sangat mustahil.

Terlebih lagi, saat saya sadari bahwa suara adzan, yang entah dari mana asalnya itu, hanya saya sendiri yang mendengar. Namun, saat detik itu, setelah saya dengar dengan khusyu suara adzan "ghaib" selama hampir 15 menit itu, tertanam niat di hati saya untuk masuk Islam.

Peristiwa di dalam pesawat yang terjadi beberapa tahun lalu itu, juga mengingatkan saya pada masa lalu, yang terus terang saja, tidak terlalu menyenangkan. Kehidupan yang saya jalani sebelum mengenal Islam adalah hari-hari yang seakan tak pernah berakhir. Terasa panjang, berat, dan sepi.

Saya, Liu Lie Hwa, yang lahir di Medan, Sumatra Utara, tahun 1972 silam , sudah harus bekerja keras banting tulang, agar pendidikan saya tidak berhenti di tengah jalan. Meski saya anak bungsu dari lima bersaudara, tapi saya bertekad untuk membiayai sendiri sekolah saya, setidak-tidaknya harus tamat SMU.

Itu terjadi karena kedua orang tua kami meninggal dunia pada saat saya masih membutuhkan banyak biaya, terutama untuk pendidikan. Keempat kakak saya sebenarnya mau menanggung semua kebutuhan saya, setidaknya hingga saya merasa mampu untuk hidup mandiri. Tapi saya, dengan segala kerendahan hati, meminta kepada mereka agar membiarkan saya berusaha sendiri lebih dulu. "Bila aku nggak mampu, barulah kakak boleh membantuku," kata saya saat itu. Nekat, memang. Tapi, saya tidak menyesal sedikit pun dengan keputusan itu.

Benar kata orang, di mana ada kemauan di situ ada jalan. Karena usaha keras, saya berhasil sekolah sambil bekerja sebagai tenaga pembukuan di sebuah toko kecil di kota Medan. Selain itu, saya yang kata orangpunya suara lumayan bagus mencoba juga untuk meniti karier dibidang tarik suara. Saya menjadi penyanyi amatir, sekadar untuk menambah uang saku. Lumayan, pikir saya. Dan selama itu halal, saya tidak malu menjalaninya.

Begitulah kehidupan yang saya jalani saat itu. Dan, mengenai perjalanan batin saya dalam mencari ketenangan lewat agama, sempat juga membawa saya untuk berpaling dan agama semula, menjadi seorang pengikut Budha. Saya terang-terangan masuk agama Budha, tahun 1987, saat duduk di kelas satu SMU. Yang saya tahu scat itu, agama tersebut terasa lebih menarik untuk ditelusuri. Ajaran yang dikandungnya terasa seperti air mengalir, dan lebih banyak memberi saya ketenangan batin.

Hijrah Ke Jakarta

Setelah lulus SMU (1989), kegiatan saya sebagai penyanyi semakin meningkat, karena lewat menyanyi segala kebutuhan saya lebih terjamin. Tawaran untuk show dalam dan luar kota, selalu saya terima dengan tangan terbuka, terlebih karena saya sudah tidak terikat lagi dengan waktu belajar.

Ketika datang tawaran untuk show di Jakarta bersama artis senior lainnya dari kota Medan, saya tidak berpikir dua kali. Segera saya siapkan segalanva untuk berangkat ke Jakarta, karena selain untuk urusan menyanyi, di Jakarta pun saya ingin bertemu dengan paman dan tante yang sangat sayang pada saya walaupun mereka tahu saya sudah memeluk agama Budha.

Paman dan tante saya sangat taat menganut agama Katolik apalagi paman adalah seorang penginjil. Namun, mereka tetap sayang kepada saya. Barangkali yang menjadi pertimbangan mereka karena saya adalah anak yang sudah tidak beribu dan berayah, yang patut dikasihani. Entahlah.

Singkatnya, saat ingin kembali ke Medan inilah, saya mengalami peristiwa adzan "ghaib" di dalam pesawat. Benar-benar tidak pernah saya duga sebelumnya. Bahkan malam hari sebelum peristiwa itu pun, saya tidak bermimpi apa-apa. Dan anehnya, saya yang selama ini belum mengenal Islam, kecuali sepintas lalu, tapi suara adzan itu entah mengapa terasa tidak asing lagi di telinga saya. Saya menikmatinya dengan sungguh-sungguh, hingga dalam benak saya terbetik kata, "Mengapa tidak sejak dulu saya masuk Islam. Ientunva, suara adzan seperti ini akan senantiasa saya dengar."

Setelah suara adzan dalam pesawat itu berlalu, saya yang tengah dilanda bingung itu tidak kuasa untuk menanvakan perihal pendengaran saya itu kepada siapa saja di pesawat itu yang mempunyai ciri-ciri seorang muslim atau muslimah. Kebetulan, penumpang yang ada di samping saya adalah seorang bapak berusia 60-an, yang mengenakan topi haji berwarna putih.

Pikir saya, ia pasti seorang muslim. Tanpa banyak berpikir lagi, saya langsung menyapanya, memperkenalkan diri, dan menceritakan sedikit mengenai keajaiban yang barn saja saya alami.

Orang tua berperawakan sedikit gemuk, yang sebagian rambutnya sudah berwarna putih itu, bernama Pak Rahmat. Ia ternyata benar-benar seorang muslim yang baik, karena dengan segala keramahan dan kebijakannya is menanggapi segala cerita saya.

Tanpa sadar, selama perjalanan pulang Jakarta-Medan tersebut, saya menceritakan keseluruhan riwayat hidup saya padanya. Beliau ternyata sangat penyayang dan sangat memperhatikan setiap orang yang benar-benar tertarik pada Islam.

Dikatakannya bahwa dalam rumahnya, ada juga beberapa muallaf yang untuk sementara, selama belum bisa mandiri baik lahir maupun batin, tinggal di rumahnya. "Seandainya kamu ingin masuk Islam dan perlu bimbingan, datanglah pada kami. Bapak dan ibu, anggaplah seperti orang tuamu sendiri. Orang tuamu yang seiman," ujarnya lembut.

Mendengar penuturan Pak Rahmat, saya tidak bisa tidak, jadi menangis tersedu menahan haru. Betapa tidak, saya yang sejak usia muda ditinggal ayah dan ibu, tiba-tiba mendapat seorang ayah angkat, dalam sebuah pesawat, dan di perjalanan pulang yang singkat. Dan, semua itu membuat saya semakin yakinbahwa kasih dan sayang Allah SWT pada saya semakin deras mengalir. "Aku akan mengabdi pada-Nya dalam agama yang diridhai-Nya," ujar saya membatin.

Masuk Islam

Setelah sampai di Medan, tidak berapa lama kemudian saya datang mengunjungi ayah angkat saya, Pak Rahmat. Benar saja, ia dan keluarganya menyambut saya dengan keceriaannya yang tulus. Pada Pak Rahmat yang biasa saya panggil Bapak, saya utarakan niat saya yang sudah mantap untuk masuk Islam. Maka tidak berapa lama kemudian tepatnva pada tanggal 17 September 1991, saya resmi masuk Islam. Setelah menjadi muslimah sava berganti nama menjadi Yenni Farida.

Sejak menjadi muslimah, otomatis segala aktivitas menyanyi saya hentikan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya bekerja kembali sebagai tenaga pembukuan di sebuah perusahaan kecil. Selama setengah tahun saya tinggal dengan keluarga Pak Rahmat. la tidak pemah menyinggung perasaan saya. Sikapnya dan keluarganya, semua sangat baik pada saya. Tapi saya sadar, saya tidak bisa selamanya menyusahkan mereka. Saya mulai berpikir untuk hidup mandiri, dan tidak bergantung pada Bapak lagi.

Akhirnya saya putuskan untuk pergi merantau mencari pekerjaan di Jakarta. Niat ini semula ditentang oleh Bapak, dengan alasan Jakarta kota besar yang tidak selamanya ramah. la takut saya akan terjebak atau tanggelam oleh derasnya arus kota Jakarta.

Namun, setelah saya yakinkan padanya bahwa saya bisa menjaga diri, terlebih setelah saya katakan bahwa saya tinggal dengan om dan tante saya di Jakarta, mereka lumayan tenang melepaskan kepergian saya. Namun, ada satu pesan Bapak yang tidak akan pernah saya lupakan dan selalu saya laksanakan hingga detik ini, yaitu agar saya jangan sampai lupa untuk melaksana kan shalat lima waktu maupun shalat sunat lainnya. "Itu yang tetap menjadikanmu sebagai muslimah, Anakku," ujarnya pada saya.

Menikah

Di Jakarta, saya cuma sebentar tinggal bersama tante, karena setelah mendapatkan pekerjaan, saya segera pindah ke tempat kos di jalan Latumeten, Jakarta Barat. Kepindahan saya ke tempat kos itu, ternyata punya arti tersendiri. Di sanalah saya bertemu dengan seorang pemuda bersama Muhammad Majid, asal Kebumen, Jawa Tengah yang kelak menjadi suami saya.

Sebagai perantau dan sekaligus "pendatang baru" dalam Islam, saya membutuhkan seorang teman yang bisa membimbing saya untuk menjadi seorang muslimah yang baik. Alhamdulillah, figur pembimbing tersebut ada pada diri Muhammad Majid. Kami menjadi semakin Akrab, karena saya sering berkonsultasi masalah-masalah keagamaan dengannya. Tanpa kami sadari, kami jadi saling membutuhkan. Benih cinta mulai bersemi di antara kami berdua.

Singkat cerita, tak lama kemudian, pada tanggal 29 Januari 1992, saya dan dia resmi menikah. Dan sejak saat itu, kebahagiaan saya menjadi Iengkap dengan hadirnya seorang pendamping yang saleh, yang akan selalu ada di sisi saya. Meski kami cuma hidup dari penghasilan suami saya yang guru agama, namun hidup ini saya jalani dengan penuh keikhlasan.

Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A] NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*
*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia

Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda kami ucapkan ribuan terima kasih, Hanya ALLOH SWT dapat membalas segala amal ibadah dan ketulusan hati saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum wr wbr. Jazaakumullahu khoiron katsiron
Selengkapnya...