يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

QS At -Taubah : 032

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai

Jumat, 29 Juli 2011

Islam tumbuh pesat


Seberapa bencinya anda terhadap islam, ternyata anda harus sekali lagi menghela nafas. Taukah anda?. Saat ini islam tumbuh begitu pesat.
Mohon maaf sebelumnya, saya berbagi artikel ini:
Islam tumbuh sangat pesat.
Islam bukan hanya merupakan agama yang bertumbuh semakin cepat di dunia, tetapi
juga di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Tingkat pertumbuhan tahunan di AS mendekati 4 persen. Akan tetapi terdapat alasan kuat untuk meyakini bahwa pertumbuhan itu meningkat menjadi 8 persen dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Sebelum 2001, kebanyakan
laporan secara kasar menunjukkan 25.000 orang memeluk Islam per tahunnya. Hal
ini tidak terdengar begitu banyak. Akan tetapi laporan tahunan ini, menurut beberapa imam Muslim Amerika, telah meningkat empat kali lipat sejak peristiwa 11 September. Sejak 11 September, jumlah penduduk Amerika yang memeluk Islam
melejit tinggi.
Hanya satu bulan sejak peristiwa World Trade Center, laporan mengalir dari berbagai masjid di seluruh Amerika. Ala Bayumi, Direktur Urusan Arab di Council for American Islamic Relations (CAIR) pada tanggal 11 November 2001, kepada sebuah koran harian London, Al-Hayat, mengatakan hal ini: ”Masyarakat non-Muslim Amerika sekarang tertarik untuk memahami Islam. Ada banyak tanda-tandanya….Perpustakaan kehabisan buku-buku mengenai Islam…. Terjemahan Qur’an dalam bahasa Inggris menempati urutan pertama best-seller Amerika…..Sejak 11 September masyarakat Amerika mulai menunjukkan kesediaan untuk memeluk Islam….Ribuan non-Muslim Amerika yang menanggapi undangan untuk mengunjungi masjid-masjid, seperti gelombang laut yang terus-menerus menerjang pantai.
Sejak 50 tahun yang lalu, perubahan agama tidak berkurang, dan jumlahnya tidak berkurang, tapi tanpa diperkirakan, sehari setelah peristiwa 11 September. Ibaratnya hari ke-11 yang telah  berlalu sama seperti 11 tahun dalam sejarah ketika orang-orang mulai memeluk agama baru yang mengajarkan iman kepada Allah.
Dalam sebuah artikel di sebuah koran Inggris, The Times of London, pada tanggal 7 Januari 2002, hanya 4 bulan sejak 11 September, kita bisa membaca: Ada bukti yang memperlihatkan semakin banyak orang memeluk Islam sejak 11 September 2001, bukan hanya di Inggris, tetapi di seluruh Eropa dan Amerika. Sebuah pusat Islam di Belanda melaporkan peningkatan 10 kali lipat, sementara New Muslim Project, yang bertempat di Leicester (England), dan dikelola oleh
seorang mantan ibu rumah tangga Roma Katolik Irlandia, melaporkan “Pemeluk baru terus-menerus mengalir”.
Joel Richardson seorang penulis buku “Anti Chirst, Islam Awaited Messiah” (buku yang isinya semua menghujat tentang islam) mengakui sendiri bahwa, ketika buku ini saya tulis pada akhir 2004, saya bertanya kepada seorang kenalan Muslim tentang berapa banyak orang Amerika yang ia telah saksikan menjadi Islam. Dia menjelaskan bahwa secara pribadi setidaknya ia telah menghadiri 100 upacara memeluk Islam pada tahun lalu saja. Saya menanyakan berlusin-lusin
Muslim Amerika lainnya, apakah mereka sedang menyaksikan peningkatan yang dramatis sejak 11 September; dan setiap kali jawabannya adalah “ya” dan “ya”.
Untuk berbagai alasan, data resmi yang lebih baru sulit didapatkan dan dianalisis. Pertama-tama, sangat sedikit studi komprehensif yang dilakukan sejak 11 September. Kebanyakan penelitian dilakukan sebelum tahun 2001. Selain itu, sejak 11 September, banyak Muslim Amerika yang sangat segan memberikan informasi kepada petugas pengumpul data yang datang ke masjid. Ada kecurigaan yang tersebar di antara komunitas Muslim bahwa petugas pengumpul data mengumpulkan informasi untuk United States Homeland Security Administration atau FBI. Kebanyakan orang yang  menjadi Muslim tidak ingin namanya dikenal. Tetapi secara pribadi, meskipun bersifat anekdot, saya telah berbicara dengan banyak orang Amerika yang menjadi
Islam setelah 11 September.
Sisi lain yang lebih fenomenal adalah: lebih dari 80% pemeluk Islam Amerika yang baru ini dibesarkan dalam gereja Kristen dan kaum intelektual. Jika ada pendapat bahwa tingkat perubahan agama lebih besar dari yang dilaporkan, bahwa yang digambarkan di atas adalah benar, maka berarti sebanyak 60.000 orang-orang Kristen yang dibesarkan di dalam rumah tangga Kristen, berpindah menjadi pemeluk Islam setiap tahunnya. Saya memiliki seorang kenalan yang, meskipun merupakan putera seorang pendeta dan dibesarkan dalam keluarga Kristen tradisional yang saleh, tetapi kemudian ia memeluk Islam ketika tengah belajar di sekolah tinggi. Ada banyak kesaksian para uskup dan pendeta, misionaris, mahasiswa teologia, dan orang Kristen biasa yang menjadi Islam. Beberapa dari mereka bahkan mendeskripsikan dirinya sebagai mantan “orang yang dipenuhi Roh Kudus. Jika beberapa dari kita merasa keberatan, mengapa data statistik ini tidak diketahui secara luas?. Ada beberapa jawaban sederhana atas pertanyaan ini. Salah satu alasan mengapa terjadi kecenderungan seperti ini, karena kebanyakan Muslim Amerika terkonsentrasi di pusat-pusat kota metropolitan. Misalnya, Metropolitan Chicago merupakan rumah bagi 350.000 Muslim. Metropolitan New York memiliki jumlah dua kali lipat, yaitu sebesar 700.000 Muslim.
Seorang pemegang otoritas Islam memperkirakan bahwa pada tahun 2020 kebanyakan pusat-pusat urban Amerika akan didominasi oleh Muslim. Namun seiring dengan semakin meningkatnya orang yang mengganti agamanya, wajah orang yang menjadi Muslim juga mengalami perubahan. Dalam waktu singkat setelah 11 September, National Public Radio melakukan acara spesial tentang Islam dan orang-orang yang memeluk Islam setelah 11
September: Salah satu topik penting (dalam penyiaran NPD) adalah wawancara dengan beberapa wanita muda di universitas-universitas Amerika yang baru saja memeluk Islam melalui Islamic
Society di Boston, misalnya di Harvard. Mereka membicarakan kekuatan dan kebesaran Islam, pengangkatan harkat wanita dalam Islam, dan mengenai alas an mengapa mereka memeluk Islam. Progam itu disiarkan selama beberapa kali di seluruh Amerika.
Dari sebuah artikel di The New York Times pada tanggal 22 Oktober 2001, kita baca sebagian cerita Jim Haking: Sembilan tahun lalu, Jim Hacking mengikuti pelatihan untuk menjadi pastor
Jesuit. Sekarang, dia adalah seorang pengacara Angkatan Laut di St. Louis. Bulan lalu ia menghabiskan waktu untuk menjelaskan Islam dalam dialog antar agama. Ia mengucapkan kalimat syahadat pada tanggal 6 Juni 1998. “Hal yang saya yakini adalah bahwa hanya ada satu Allah, tidak ada yang menyamaiNya, dia tidak membutuhkan seorang putera untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya,”.
Sebuah kesaksian yang mirip berasal dari seorang mantan Kristen sebagai berikut: Ketika masih seorang anak, Jennifer Harrell biasa beribadah di gereja dan Sekolah Minggu. Ketika sekolah menengah, dia bergabung dalam tim baris-berbaris dan berkencan dengan seorang pemain football. Setelah sekolah tinggi, dia melayani di pelayanan kaum muda Metodis. Pada usia 23, dia menjadi orang tua tunggal. Pada usia 26, dia menjadi seorang Muslim. “Saya besar di Plano dan melakukan segala sesuatu yang saya pikir harus saya lakukan,” kata Harrell, 29, di Dallas. “Saya pergi ke gereja. Saya menghadiri pesta-pesta. Akan tetapi saya tidak berpikir tentang surga maupun neraka. Saya menerimanya begitu saja.” Akhirnya, dia bekerja di bagian penjualan, di mana dia diperkenalkan tentang Islam oleh rekan-rekan kerja yang beragama Muslim. Salah seorang dari mereka senang melakukan debat agama, yang mendorong Harrell memikirkan kembali keyakinan Kristennya. Dia mempelajari Alkitab, tetapi juga belajar Islam untuk dapat
mempertahankan kekristenannya dengan lebih baik. Bahkan, ia merasa terganggu dengan kenyataan bahwa Muslim berdoa sebanyak lima kali sehari, berpuasa, dan memberikan
sedekah sebagai bagian hidup. “Saya bukanlah tipe orang Kristen yang berdoa setiap pagi,” katanya. Dia mengatakan kepercayaan Muslim akan Yesus lebih masuk akal baginya karena mereka menghormati Dia sebagai seorang nabi, bukan Putera Tuhan. “Ketika masih menjadi seorang Kristen, saya tidak pernah mengerti mengapa Tuhan harus mati demi dosa-dosa saya,” ujar Harrell. “Maksudku, itu kan dosaku?” Sebelum menjadi seorang Muslim, dia mengunjungi sebuah pusat pelayanan Kristen. Dia berkata bahwa waktu itu ia bertanya mengapa orang Kristen makan daging babi, mengapa wanita-wanita tidak menutup kepala mereka ketika berada di dalam gereja, dan mengapa orang Kristen berkencan. “Saya ingin dia membela Alkitab,”
katanya. “Saya menyodorkan segala sesuatu yang saya lihat salah dalam tafsiran Kristen.” Jawaban yang diberikan tidak memuaskan dirinya.
Ada seribu cerita seperti cerita Jim Hacking dan Jennifer Harrell. Barangkali saya telah membaca seratus cerita yang sama
Sebuah Pilihan Agama Monoteistik yang Lain Di masa lampau, ketika masyarakat Barat memutuskan untuk mempercayai Tuhan secara pribadi dan menjadikan keyakinan baru ini sebagai aspek utama dalam kehidupan mereka, biasanya mereka telah menemukan ekspresi keyakinan mereka dalam gereja Kristen. Seiring dengan penyebaran Islam di Barat, banyak orang menyadari bahwa kekristenan bukanlah satu-satunya pilihan agama monotestik yang ada.
Sebuah Peringatan dari Inggris Dalam buku terbaru David Pawson, Islam’s Challenge to Christians, Pawson menyuarakan apa yang mungkin sekali merupakan nubuatan nabi, memberi
peringatan, bukan hanya bagi Inggris tetapi juga bagi gereja di seluruh dunia.
Pawson, seorang pemimpin gereja yang berpengalaman dan dihormati di Inggris menceritakan pengalaman barunya ketika sedang mendengarkan pemegang otoritas Islam terkenal, Patrick Sookhedo, saat memberikan kuliahnya. Bila seorang pemimpin di bawah kualitas David Pawson membuat pernyataan di bawah ini, maka mungkin sekali tidak akan diperhatikan, akan tetapi kita harus bersikap sangat bijaksana terhadap apa yang telah dialami David: Di tengah-tengah pembicaraannya, yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak berhubungan dengan isinya, tiba-tiba saya diliputi dengan apa yang disebut sebagai, dugaan awal bahwa Islam akan mengambil alih negara ini (Inggris). Saya masih ingat ketika saya duduk di situ sambil terpaku bahkan tergoncang. Kita tidak hanya mendengarkan kuliah menarik mengenai sebuah agama dan budaya, yang diyakini dan dipraktekkan oleh orang lain. Kita sedang mendengarkan masa depan
kita!
Menyeimbangkan Fakta Inti dari bab ini bukanlah untuk memberi gambaran yang tidak seimbang. Perlu diperhatikan bahwa di seluruh dunia, banyak sekali orang-orang Muslim yang
berpindah menjadi pemeluk Kristen. Baru-baru ini seorang Sheikh Muslim mengatakan bahwa tahun lalu, di Afrika saja ada lebih dari 6 juta Muslim yang menjadi Kristen. Akan tetapi hal ini tidak menghapus fakta bahwa pertumbuhan Islam jauh lebih cepat dibandingkan Kekristenan, bukan hanya di Amerika, Kanada, Inggris, dan Eropa, melainkan juga di seluruh dunia.
Populernya perubahan agama, ditambah lagi dengan adanya kebingungan di antara orang-orang Kristen, akan berperan di saat-saat seperti itu. Brother Andrew, pria yang menjadi sangat terkenal karena menyelundupkan Alkitab ke negara-negara tirai besi, mengatakan dalam buku Kristen modern, God’s Smuggler, pada awal tahun 1994 bahwa, “Sementara Komunisme adalah untuk abad ke-20, maka Islam adalah untuk 100 tahun kemudian.”

Untuk keperluan Dakwah Islam dan
Penyebarluasan ajaran Al-Qur'an dan As-sunnah
Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman  
Costa Rika Muallaf Comunity,
Centro Islamico, Dasamprados Casa 7-16, San Jose
# 5106-272-878 (costa rika) melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A]
KCP KREKOT
NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*

*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia
Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda
kami ucapkan ribuan terima kasih,
INSYA ALLOH amanah menyalurkan kepada yang berhak,
Hanya ALLOH SWT yang dapat membalas segala amal ibadah
dan ketulusan hati saudara sekalian.

Wassalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh.
Jazaakumullahu khoiron