يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

QS At -Taubah : 032

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai

Jumat, 22 Juli 2011

Bongkar pondasi iman kristen


Alberto Miscionerry

Sejauh mana kebenaran ayat-ayat dalam Yoh 1:1-15 mendukung ke-Tuhanan Yesus ???
Yohanes

1.1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1.2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1.3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1.4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1.5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1.6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1.7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1.8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1.9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1.10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1.11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1.12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1.13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1.14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1.15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.">>>AYAT ANDELAN RUDY YOHANES SANGDEBATERS ALIAS MELAYANI DENGAN HATI<<<


Ayat yang cukup sering dijadikan dasar fondasi akan ketuhanan Yesus oleh umat Kristen beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.; Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. ( Yohanes 1:1-3 )
Serta

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ( Yohanes 1:14 )
Sejauh mana kebenaran ayat-ayat diatas dalam mendukung ke-Tuhanan Yesus ???

Mari kita analisa …

Point pertama,
bahwa kalimat yang terdapat pada Injil Yohanes tersebut, bukanlah merupakan ucapan atau kesaksian dari Yesus sendiri, melainkan hanyalah kalimat dari Yohanes sipenulis Injil, sementara Yohanes penulis Injil ini pun berdasarkan hasil penelitian dari banyak sarjana alkitab sendiri, bukanlah Yohanes bin Zabdi murid Yesus.

Point berikutnya,
hal yang unik dalam alkitab Indonesia ayat dari Injil Yohanes pasal 1 ayat 14 diatas tampaknya baik-baik saja dan tidak ada yang salah, tetapi coba kita samakan dengan alkitab berbahasa Inggris versi King James Versionakan anda temukan beberapa kalimat berada dalam tanda kurung, yang mengindikasikan bahwa kalimat ini tidak pernah ada pada versi alkitab tertua.
“And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.” (John 1:14)

Kenapa para penterjemah Alkitab Indonesia meninggalkan penulisan tanda kurung tersebut ? Jelas bahwa agar ayat ini bisa lebih leluasa untuk dipakai sebagai penopang ketuhanan Yesus tanpa mendapat pertanyaan yang bersifat kritis.
Tapi ya sudahlah, terlalu bertele-tele jika harus membahas masalah ini saja sebab berdasarkan pengalaman, merekapun akan mengeluarkan argumen yang panjang-panjang untuk menjawabnya.

Untuk itu mari kita memulai pembahasan :
Pada pasal 1:1-3, disebut oleh Yohanes bahwa pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama Allah, dan firman itu adalah Allah.
Firman ini mulanya sama sebagaimana permulaan dengan Allah asalnya. Semua benda dibuat oleh-Nya. Dan tanpa Dia, tidak akan ada benda apapun yang terciptakan.
Sekarang, apa yang dimaksud dengan Firman atau dalam Bible berbahasa Inggris disebut dengan Word ini ?

Jika kita analisa, isi Kalimat sambungannya belum merupakan kalimat jawaban tetapi berupa kalimat penambahan, yaitu bahwa “Firman atau Word” tadi bersama dengan Tuhan (The Word was with God).
Kedua kalimat ini disambungkan dengan kata “With” atau “Beserta/bersama”.
Sekarang :

Jika ada orang berkata “Abdullah Gymnastiar bersama Zainuddin Mz”, maka susunan kalimat ini semua orang dapat mengerti bahwa Abdullah Gymnastiar tetaplah Abdullah Gymnastiar itu sendiri dan dia bukan Zainuddin Mz.
Jadi berdasarkan ayat Bible tersebut yang menyatakan bahwa “The Word was with God”, langsung dapat dimengerti bahwa “The Word” bukanlah “God” (Firman bukanlah Allah), begitupula sebaliknya, lihat kembali analogi yang sudah saya berikan diatas.

Jika pada kalimat berikutnya disebut bahwa “The Word was God”, maka kita tidak bisa mengambil arti bahwa “Word” itulah Tuhan, melainkan kita kembalikan pada kalimat sebelumnya, bahwa “The Word was with God”, jika tidak, maka kita akan menemukan satu pertentangan yang tajam dalam satu ayat, dimana disebut pada awal bahwa si A bersama dengan B (meaning A # B) lalu pada kalimat berikutnya mengatakan bahwa A = B, ini suatu kontradiksi.

Untuk itu, mari kita hilangkan kontradiksi ini dengan cara yang terbaik sebagaimana saya sebutkan diatas.
Sejenak kita melakukan lompatan pembahasan dahulu kepada ayat ke-14 dari pemberitaan Yohanes.
“And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.” (John 1:14)

Dan “The Word” dijadikan bentuk Jasmani (flesh = tubuh berdaging = jasmani), lalu The Word yang sudah menjadi jasmani ini tinggal diantara manusia (“us” disini merefer pada manusia atau human being).

Kita kembalikan lagi pembahasan Yohanes, dimana dikatakan bahwa The Word pada 1:1 yang bersama dengan Tuhan itu telah menjadi jasmani yang tinggal ditengah-tengah manusia pada 1:14.
Sebagaimana yang sudah kita bahas, bahwa The Word # Yahweh, untuk itu kita juga tidak bisa langsung mengatakan bahwa “The Word” tersebut adalah inkarnasi dari Yahweh dalam wujud jasmani manusia, sebab Yahweh bukanlah “The Word” itu sendiri.
Lalu apa “The Word” itu sebenarnya ?
Mari kita kembali pada pembahasan sebelumnya mengenai kelahiran ‘Isa yang diriwayatkan oleh Lukas 1:30 :
Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Lukas 1:30)

Disini malaikat Gabriel telah memberitahukan kepada Maria bahwa dirinya telah memperoleh kasih karunia dari Allah. Apakah kasih karunia dari Allah itu ?
Jawabannya ada pada ayat berikutnya :
“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:31)

Jadi kasih karunia tersebut berupa hamilnya Maria yang disebutkan pada ayat ke-35 bahwa “…kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau” yang dilanjutkan pada ayat ke-37 :”Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Inilah sebenarnya jawaban dari polemik “The Word” pada Yohanes 1:1-3 dan 14 tersebut, bahwa “The Word” itu merupakan ketetapan atau keputusan yang dibuat Allah dan bukan Allah itu sendiri.
Dimana sang “The Word” akan diberikan kepada Maria bahwa dia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang suci tanpa bapak jasmani karena sebab kuasa Allah yang maha tinggi, sebab bagi Allah tidak ada sesuatu yang mustahil.

Menganggap bahwa kelahiran ‘Yesus itu sebagai suatu keistimewaan tersendiri dan dinisbatkan sebagai kelahiran Tuhan, rasanya cenderung hanya memperikutkan kita kepada tradisi-tradisi masa lalu, kepercayaan Mesir kuno, Babilon, Persi atau Yunani. Mereka semuanya membatasi ruang lingkup kekuasaan Allah sebagai Tuhan yang serba Maha.

Ayat lainnya yang juga dijadikan oleh kaum Nasrani alasan untuk mempertuhankan Yesus adalah :
“Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yohanes 10:38)

Ayat ini bisa kita tarik benang merah dengan ayat yang terdapat didalam Yohanes 17:21 dan 23 :
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. “

“Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”

Kalimat “Bapa dalam aku”, dan muridnya pun jadi satu dengan Allah dan Yesus mempunyai pengertian bahwa Allah selalu menyertai Yesus dan para muridnya dimana dan kapan saja.
Bahkan para penyair sufi sering juga melantunkan syair “Dihatiku ada Allah”, kalimah ini bukan berarti bahwa Allah bertempat didalam diri sang sufi, analogi ini juga bisa kita nisbatkan pada kalimat Yesus tersebut, sebab Allah tidak membutuhkan ruang, waktu dan tempat.
Selain itu, untuk menambah kelengkapan penjelasan bahwa anak Tuhan yang dipakaikan terhadap Yesus hanyalah satu kiasan, kita tarik lagi benang merah antar ayat-ayat Bible.

Kalimat anak Tuhan ini juga bisa kita temukan dalam berbagai ayat Bible lainnya yang merujuk pada pribadi atau golongan selain dari Yesus.

Daud disebut sebagai anak Allah yang sulung berdasarkan Mazmur 89:27
Yakub alias Israil adalah anak Allah yang sulung berdasarkan Keluaran 4:22 dan 23
Afraim adalah anak Allah yang sulung berdasar pada Yeremia 31:9
Adam disebut sebagai anak Allah berdasar Lukas 3:38
Selanjutnya tercatat pula adanya anak-anak Allah dalam :
Kitab Kejadian 6:2 dan 6:4,
Kitab Job 1:6 dan Job 2:1 serta Job 38:7

Bahkan salah satu kriteria untuk menjadi anak-anak Allah adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Matius pasal 5 ayat 9 dan juga Yohanes pasal 1 ayat 12:
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.

Dengan demikian maka sebagai kesimpulan akhir dari semua ini adalah : Bahwa yang disebut selaku anak Allah itu merupakan manusia yang dicintai atau diridhoi Allah yang lazim juga dikenal sebagai para kekasih Allah atau mereka yang taat kepada perintah-perintah Tuhan

Sumber : Alkitab
Salurkan Bantuan Donasi, Infaq dan Shadaqah ikhwatu iman melalui rekening :

BANK CENTRAL ASIA [B.C.A] NO REK : 752-011-3082 a/n Rochmat*
*Rekening milik saudara kami yang berada di Indonesia

Atas dukungan, sumbangan dan bantuan Anda kami ucapkan ribuan terima kasih, Hanya ALLOH SWT dapat membalas segala amal ibadah dan ketulusan hati saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum wr wbr. Jazaakumullahu khoiron katsiron

Baca yang lainnya :